Senin, 02 November 2015

GELOGI PULAU KALIMANTAN


GELOGI PULAU KALIMANTAN 

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas geologi Indonesia

KELOMPOK II
Adriyanto Hanapi
Raman S. Nangili
La Ode Samuhan
Wahyu Wironoto Utomo
Diana Mohammad Akuba
Elismiyanti Pakaya
Fatiyah Kasili
Julaiha Abdjul
Sri Milanda Badu


Dosen Pengampuh
INTAN NOVIANTARI MANYOE, S.Si., M.T
PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI 
JURUSAN ILMU DAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
 2015
 
 
Geologi Pulau Kalimantan
 
 
 
 
Pada peta tersebut dapat diketahui jenis batuan dan umur batuan yang ada di pulau Kalimantan
1.      Cekungan yang mencankup batuan sedimen berumur neogen (22,5 – 3,2 ma) dan terdapat pada daerah kutai Mahakam, tarakan dan brunei yang di tunjukan dengan warna kuning.
2.      Cekungan yang mencankup batuan sedimen berumur paleogen (65 – 33 ma) dan terdapat pada deerah Barito, Pembuang, Ketungau Malawi dan bagian utara Kalimantan yang di tunjukan dengan warna merah jambu.
3.      Batuan karbonat berumur tertier (65 – 3,2 ma) terdapat bagian timur laut pulau Kalimantan atau tepat berada pada daerah mangkalihat yang ditunjukan dengan warna biru muda.
4.      Bagian utara pulau ini didominasi oleh Kapur dan Eosen. Untuk Miosen Crocker-Rajang-Embaluh akresi kompleks Ini terutama terdiri dari turbidites yang sedang menumpahkan ke timur laut.
5.      Bagian tenggara pulau Kalimantan daerah meratus dan laut isi terdapat batuan vulkanik dan ofiolit berumur cretaseus atas (100 ma) yang ditunjukan dengan warna hijau.
6.      Batuan vulkanik berumur pliosen, pleistosen dan eosin terdapat dibagian tengah pulau Kalimantan. Ditunjukan dengan warna merah yang dihasilkan dari erupsi gunung api.
7.      Endapan sedimen turbidit, kelompok rijang, zona mĂ©lange, dan gabro kompleks terdapat dibagian tengah  pulau Kalimantan yang ditunjukan dengan warna hijau tua.
8.      Dibagian barat pulau Kalimantan terdapat batuan metamorf dan batuan vulkanik berumur triasik – jurasik (230 – 160 ma), batuan sedimen berumur tiriasik bawah – eosin (230 – 44 ma) serta batuan granit dan metamorf berumur perem – triasik (260 – 215 ma) bagian ini ditunjukan dengan warna ungu tua.
9.      Bagian pegunungan schwaner terdapat batuan granit berumur cretaseous bawa – cretaseous atas (141 – 100 ma) dan batuan intrusive tonalid berumur paleozoikum (570 – 251 ma), yang ditunjukan dengan warna ungu muda.
10. Batuan ultrabasa hanya sebagian kecil terdapat di bagian tenggara dan utara pulau Kalimantan
      yang ditunjukan dengan kotak hitam.
 
Kalimantan terdapat empat unit geologi utama, yaitu batuan yang dihubungkan dengan pinggir lempeng, batuan dasar, batuan muda yang mengeras dan tidak mengeras, dan batuan aluvial serta endapan muda yang dangkal. Kompleks batuan dasar diKalimantan di bagian barat dan bagian tengah Kalimantan(termasuk pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar di Indonesia. Batuan dasar adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang umumnya lebih tua dari batuan di atasnya. Batuan ini biasanya mengalami metamorfosis bela terkena panas. Hasil metamorfosis batuan ini yang khas adalah batu pualam yang berasal dari batu kapur; bati sekis hijau yang berasal dari batuan vulkanik, batu gneis yang berasal dari batu pasir atau granit. Daerah batuan metamorfosis atau batuan dasar adalah jenis kerak benua yang sering dipengaruhi oleh batuan intrusi muda.
Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas sekis dan gneis yang tercampur dengan granit dari Era Palaezoikum dan Periode Terseir membentuk daerah kristal yang sangat luas. Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempengKalimantanmencakup opiolit (kerak samudera) dan melange. Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat beberapa tempat didaratanKalimantan. Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan batuan beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa dengan komponen granit. Endapan batu kersik samudera dan karbonat mungkin juga terdapat deretan batuan ini disebut opiolit. Sebagian pengganti jalur penunjaman, opiolit-opiolit ini terbentuk oleh tubrukan lempeng ketika kerak samudera terperangkap oleh gerakan tektonik lempeng dan tertekan ke pinggir lempeng yang berdekatan dan di sini opiolit-opiolit ini tetap terlindungi. Proses pencuatan ini sering disertai oleh rubuh dan retaknya batuan. Kompleks opiolit di Pulau Laut dan Pegunungan Meratus terbentuk dengan cara ini.
Batuan melange adalah batuan campuran potongan-potongan batu dari berbagai jenis dan ukuran yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang menunjukkan adanya tekanan yang sangat kuat. Potongan-potongan ini ukurannya dapat sangat kecil (cm) dan dapat juga berukuran besar (ratusan meter atau lebih. Malange sering dikaitkan dengan proses pembentukan jalur penunjaman.Melange merupakan perpaduan antara bahan-bahan yang terkikis dari lempeng samudera yang bergerak turun dengan endapan yang berasal dari massa daratan atau lengkung vulkanik di dekatnya. Seluruh massa ini tergesek dan terpotong karena desakan ke bawah dari lempeng yang bergerak turun. Batuan yang terbentuk dengan cara ini berasosiasi dengan desakan keatas lempeng opiolit yang besar di Pegunungan Meratus.
Daerah melangeyang luas di bagian tengah Kalimantan, yaitu yang terbentang di perbatasan antara Kalimantan dan Malaysia, masih belum diketahui dengan baik. Daerah melange ini merupakan zona batuan hancur, sering mengandung potongan-potongan opiolit, tetapi luas dan umur geologinya (akhir mesozoikum sampai periode tersier yang lebih tua) sulit untuk dijelaskan dalam peristilahan lempeng tektonik sederhana (williams dkk, 1989)
Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras dan agak keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran pegunungan meratus,batuan vulkanik dan endapan tersier.Kalimantan tidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat di Sumatera dan Jawa, tetapimemiliki daerah batuan vulkanik tua yang kokoh di bagian barat daya dan bagian timur Kalimantan. Hal-hal tersebut merupakan peninggalan sejarah geologis Indonesia yang mencakup berbagai masa kegiatan vulkanik dari 300 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Batuan vulkanik terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang mencapai permukaan. Ketika magma menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan bumi terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang mencapai permukaan. Ketika magma menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan bumi terbentuk batuan intrusi seperti granodiorit. Ditempat batuan vulkanik tua Kalimantanyang telah terkikis, intrusi yang mengandung cadangan emas, semula di bawah gunung api merupakan bagian penting dari proses utama pembentukan mineral seperti emas.
          Suatu kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan Kalimantan tersusun dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang lebih tua diKalimantan Barat, kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang mengandung minyak bumi.
Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun dari pasir keras yang renggang dan teras  kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai Setidaknya diKalimantan terdapat 205 formasi batuan.Formasi batuan di Kalimantan, terdapat banyak patahan diKalimantan Timur dan Barat, sedikit di Kalimantan Selatan dan sangat sedikit diKalimantan Barat. Sebaran patahan yang paling sedikit berada di bagian selatan sampai barat dari PulauKalimantan. Kalimantan Utara membentuk sebagian arah pokok Kepulauan Filipina. Rangkaian pulau Palawan berakhir pada Pegunungan Kinibalu dan rangakaian Pulau Sulu berakhir di daerah Teluk Darvel. Pegunungan Kinibalu yang membujur arah timur lautbarat daya terdiri dari lapisan Pra-tertier yang terlipat tinggi dan lapisan Tertier tang terlipat lebih rendah, yang terganggu oleh granodiorit dari massa batuan massif Kinibalu. Pegunungan di sebelah utara Teluk Darvel yang membujur arah timur barat juga tersusun dari batuan Pretertier dan Tertier bawah. Lapisan Tertier yang lebih muda yang kurang terlipat terdapat pada sisi rangkaian ini serta pada basin di antaranya yang meluas ke arah barat Palang Sulu.
Kalimantan Utara yang komplek ini mempunyai hubungan geologis dengan Kepulauan Filipina, yang dipisahkan oleh massa Neogen yang membentang melintasi pulau itu dari Basin Sulawesi di bagian timur sampai teluk Labuhan di pantai barat laut. Bagian yang bersifat Sunda di Kalimantan terdiri atas teras kontinen berbentuksegitiga (baji) di Kalimantan barat daya yang dibatasi oleh Basin Tertier bagian selatan dan timur Kalimantan pada sisi lain. Hanya bagian barat Kalimantan berupa segitiga yang dibentuk oleh Pegunungan MullerUjung DatukUjung Sambar yang sebenarnya merupakan massa kontinen. Bagian itu pada sisi timurnya terdiri atas Basin Melawi dengan fasies air payau Tertier Bawah. Menurut Fen (1933),hanya Kalimantan barat daya yang boleh disebut daratan tua (Alte Rumpfebene).
Teras kontinen ini membentuk bagian massa daratan Sunda tua. Batas utaranya dibentuk oleh kelompok pegunungan yang membentang dari Ujung Datuk melalui gunung Niut dan Plato Madi ke arah Pegunungan Muller. Tepi selatan dibentuk oleh Pegunungan Schwaner dan pegunungan rendah yang membentang ke pantai selatan. Kedua jalur batuan selanjutnya ditandai dengan intrusi volkanis dan ekstrusi Tertier.
Jalur volkan Tertier ini bertemu di Pegunungan Muller dan selanjutnya membentang ke arah timur laut melalui Batuayan (1652 m) ke Kongkemal (2053 m) dan berakhir pada Pegunungan Datong yang rendah di sebelah barat Tarakan. Di dekat ujung utara massa kontinen Kalimantan Barat, jalur basalt Kuarter terdapat di sekeliling Gunung Niut yang tua dan sepanjang ujung barat daya terdapat beberapa volkan Kuarter yang telah padam, seperti Murai, Seluh, dan Bawang Aso. Dari Kongkemal sebuah pegunungan yang kompleks bercabang ke arah timur menuju Niapa (1275 m) dan dari tempat tersebut basement kompleks merosot dengan teratur da bawah lapisan Tertier semenanjung Mangkaliat.
Massa tanah Sunda itu menyusup ke Kalimantan seperti sebuh baji besar yang lebar dasarnya 600 km, sepanjang pantai barat daya antara Ujung Datuk dan Ujung Sambar, membentang ke timur laut sampai pulau itu, serta berangsur angsur menyempit. Bagian timur laut Pegunungan Schwaner mulai merosot di bawah lapisan marin Tertier, tetapi kemudian dapat diikuti lebih jauh ke arah timur laut sampai Kongkemal, kemudian meruncing keluar ke pegunungan Latong di Kalimantan timur laut. Baji batuan Pre Tertier ini membentuk kerangka struktural Kalimantan Sunda.
Di sebelah barat lautnya terdapat pegunungan besar setinggi 10002000 m yang cekung ke arah barat laut dan terdiri dari Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran. Rangkaian pegunungan ini tersusun dari batuan marin PreTertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara intensif serta menekan ke arah barat laut.rangkaian tersebut dipisahkan oleh Lembah Rejang, dari sebuah punggungan (Igir Ularbulu) yang tingginya berangsur angsur berkurang dari 1000 m, yang juga cekung ke arah barat laut. Pegunungan ini merupakan antiklinorium yang sebagian besar terdiri dari lapisan Tertier, dipisahkan dari pantai Serawak dan Brunei oleh jalur agak sempit dari tanah pegunungan rendah. Pegunungan Kapuas Hulu Iran dan Punggungan Ularbulu merupakan rangkaian pegunungan .Tertier yang termasuk kedalam Sistem Pegunungan Sunda. Di sebelah tenggara dan timur kerangka struktural Kalimantan, basement kompleks Pretertiermenghilang di bawah basin bagian selatan dan timur dan di tempat itu terjadi pengendapanribuan meter sidimen Tertier.
Basement kompleks itu muncul lagi ke arah pantai timur, merosot membentuk palung di Selat Makasar dan muncul lagi sebagai Pulau Laut dan Sebukku di luar sudut tenggara Kalimantan. Pada bagian tepi ini basin Tertier Kalimantan tenggara dan timur berupa pegunungan membujur barat dayatimur laut. Pegunungan tersebut berawal di Meratus di bagian selatan, terdiri dari batuanPretertier dan berhubungan dengan antiklinorium Samarinda. Dari antiklinorium Samarinda, pada bagian yang terpotong oleh sungai anteseden .Mahakam, sumbu itu muncul lagi ke arah utara ke ambang melintang yang dibentuk oleh Sistem KongkemalNiapaMangkaliatRangkaian Pegunungan Meratus Samarinda merupakan hasil orogenesis Tertier pada sisi tenggara kerangka struktural kalimantan. Orogenesis itu membentuk bagian yang berlawanan dari rangkaian pegunungan Tertier Serawak pada sisi barat lautnya.

Referensi
Irawan, Dedi. 2011. Rangkuman geologi pulau kalimantan barat,tengah,timur,dan selatan. <http://dediirawan66.blogspot.co.id/2012/12/rangkuman-geologi-pulau-kalimantan.html> (diakses pada tanggal 30 oktober 2015) 
 

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar